Ang Mo Kio Ave 8, Block 170, Singapore – Kamis, 25/05/2023 mentari pagi dengan nuansa hangat yang semakin terasa di kulit, diiringi suara berbagai macam burung yang Indah, ya begitulah nuansa perkotaan di sini, tepatnya seputar kampus NYPi.
Tahukah anda? Tenyata kicauan burung tersebut memang setiap hari, bukan hanya di pagi hari namun di sore haripun begitu. Dan pagi hari ini saya menjumpai burung gagak, murai, ataupun sejenisnya yang sering berterbangan.
Jika di sini burung-burung langka masih banyak kita jumpai dengan terbang bebas, namun di tempat kita, burung-burung langka pun masih banyak terbang di dalam sangkar. Memang bukan sebanding, namun mengambil manfaat yang baik yang bisa kita terapkan dilingkungan kita akan elok dipandang.
Berbeda dengan hari sebelumnya, dikarenakan pagi ini kita akan masuk kedalam ruang “Maker Space” oleh karena itu Mr. Lee Beng Kwang sudah menjeput kami pukul 08.50 menit di lobby apartemen. Berjalan menuju block P (NYPi), untuk kunjungan sekilas di MakerspaceNYP. Pada ruangan ini kami dipertemukan dengan Mr. Teo Chor Howe selaku Innovation & Enterprise Office.
Di ruangan ini merupakan tempat di mana para pelajar NYPi untuk berkarya, dalam bahasa lainnya ialah “Ruang Galeri Karya, bukan hanya karya siswa saja yang dinampakkan atau ditunjukkan, namun disini para siswa diberikan waktu untuk memproduksi/membuat sebuah karya.” Dan karya yang bagus dapat direkomendasikan untuk dijual pada tempat “Market Place”.
Salah satu dari hal inilah yang membuat pendidikan di Negara maju ini, menjadi bagian penting dalam perkembangan level kecakapan para pelajarnya.
Terlebih, pelajaran penting lagi yang saya dapatkan ialah di tempat ini ialah “Efisiensi” penggunaan suatu bahan sangat diperhitungkan, bahkan untuk memproduksi/membuat sebuah karya siswa diharuskan menggukan alat ataupun bahan tersedia di “Maker Space” dan tidak diperkenankan untuk membuang sisa dari bahan olahan.
Jika berbicara sarana dan fasilitas tidak menjadi alasan lagi bagi para siswa untuk berkreasi, karena semua sudah lengkap di ruangan ini, terlebih sudah terintegrasi dengan teknologi canggih dan terkini.
Setelah menjelajaih seluruh ruangan yang berada di “Maker Space” kami di suguhkan kembali dengan sebuah ruangan yang canggih, dan lengkap dengan fasilitasnya untuk membuat produk yang dihasilkan dalam “Maker Space” untuk dapat dipromosikan atau dikenalkan diberbagai media digital dan ruangan tersebut ialah “Makers Node”.
Pada ruangan ini para pelajar dapat membuat animasi, photoshoot produk, iklan podcast, dan lain sebagainya.
Setelah kurang lebih dari 30 menit kami mempelajari dan obsevasi singkat pada kedua ruangan tersebut kamipun bergerak menuju ke “Campus Restaurant”. Kami disuguhkan dengan bentuk real sebuah restaurant yang dikelola oleh guru dan para pelajar NYPi.
Melanjutkan perjalanan menuju ke ruang kelas, pada pagi ini kami menapatkan pelajaran dari Mr. Chua Gim Peng, yang mengupas materi tentang “Critical Success Factors of Nanyang Polytechnic”, beliau memaparkan tentang bagaimana proses NYPi dapat berkembang sampai dengan saat ini.
Karena posisi beliau sebagai senior director, ialah tentang bagaimana system manajerial yang sangat luarbiasa. Contohnya faktor kritis untuk mencapai kesuksesan ialah “Culture, Concept, Capability Development, dan Collaboratioin”.
Serta beliau mengukap lima level kepemimpinan dari John Maxweel yang mungkin bisa dipertimbangkan untuk konsep menajerial, karena menurut beliau Mr. Chua, dari semua yang bisa dimanage yang paling sukar ialah bagiamana mengatur mengkondisikan sumber daya manusia (SDM), dan kemampuan yang seperti itu harus dimiliki oleh pemimpin sebuah institusi.
Dan berikut adalah penjelasan lima level kepemipinan oleh John Maxwell, yang dapat saya rangkum ulang:
1. Level 1: Pemimpin berdasarkan posisi (Posisi Pemimpin)
Ini adalah tingkat kepemimpinan yang muncul karena jabatan atau posisi tertentu. Orang-orang mengikuti pemimpin ini karena harus, bukan karena mereka ingin. Kekuasaan dan otoritasnya hanya berdasarkan posisi yang dipegang.
2. Level 2: Pemimpin berdasarkan hubungan (Hubungan Pemimpin)
Pada tingkat ini, pemimpin membangun hubungan yang kuat dengan orang-orang di sekitarnya. Mereka mendapatkan pengikut karena mereka memperhatikan dan peduli pada kebutuhan orang lain. Hubungan yang baik dan saling percaya memungkinkan pemimpin memengaruhi tim dengan lebih efektif.
3. Level 3: Pemimpin berdasarkan keberhasilan (Keberhasilan Pemimpin)
Pemimpin pada tingkat ini membuktikan diri dengan keberhasilan dan kinerja yang konsisten. Orang-orang mengikuti mereka karena melihat hasil yang dicapai dan ingin belajar darinya. Pemimpin ini menunjukkan keahlian dan integritas yang kuat.
4. Level 4: Pemimpin berdasarkan reproduksi (Reproduksi Pemimpin)
Pada tingkat ini, pemimpin menciptakan pengikut yang juga bisa menjadi pemimpin. Mereka tidak hanya fokus pada kesuksesan pribadi, tapi juga membantu mengembangkan potensi dan kepemimpinan orang lain. Pemimpin ini meluangkan waktu untuk melatih dan memotivasi orang lain agar mencapai tingkat kepemimpinan yang lebih tinggi.
5. Level 5: Pemimpin berdasarkan kesempurnaan (Kesempurnaan Pemimpin)
Ini adalah tingkatan tertinggi dalam kepemimpinan. Pemimpin pada level ini memiliki pengaruh besar dan berkelanjutan. Mereka berhasil menjadi pemimpin yang tidak hanya sukses sendiri, tapi juga mendorong orang lain untuk mencapai potensi maksimal. Pemimpin ini memberikan dampak signifikan dalam organisasi atau komunitas secara keseluruhan.
Dari kelima tingkatan tersebut akan membantu kita dalam memahami perjalanan kepemimpinan dari dasar hingga menjadi pemimpin yang mampu memberikan pengaruh besar dan positif pada orang lain.
Selanjutnya pada siang hari setelah “break time”, kami melanjutkan pembelajaran kami dengan Mr. Leow Aik Kian,
yang berupakan seorang creative consultant dan pendidik di NYPi. Bersama beliau lebih mendalam memberikan pemahaman tentang “Design Thinking”.
Pemaparan materi yang luar biasa dari Mr. Kian, yang membuat para guru berfikir bagaimana mengolah pembelajaran kedepannya.
Setelah pemaparan materi, kami dibersilahkan untuk berkerja dalam tim “Work of Group” guna mencari, mengemukakan, masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran, mencari solusinya, dan berorientasi kepada sebuah produk atau karya yeng mempunyai relevansi terhadap pembelajaran yang dilakukan.
Dan pada ahir pembelajaran setiap kelompok diberikan waktu untuk mepresentasikan hasil diskusi dengan kelompoknya masing-masing. Salam masyarakat berkemajuan (*)