Akhir Pekan Pertama di Gyeongju: Dari Pasar Tradisional hingga Konser Band Korea
Akhir Pekan Pertama di Gyeongju: Dari Pasar Tradisional hingga Konser Band Korea

Akhir Pekan Pertama di Gyeongju: Dari Pasar Tradisional hingga Konser Band Korea

Posted on

Halo teman-teman semuanya, kembali lagi bersama saya, Ady. Kali ini saya ingin berbagi cerita tentang pengalaman di minggu pertama saya di Gyeongju, tepatnya di hari ke-6 dan ke-7. Karena Senin sampai Jumat kami sibuk full di sekolah dari pagi sampai sore, jadi akhir pekan ini benar-benar jadi waktu yang berkesan buat saya.

Sabtu, 6 September 2025

Pagi harinya kami habiskan untuk kegiatan ringan di apartemen: bersih-bersih, mencuci pakaian, dan sedikit beres-beres rumah. Nah, menjelang sore, tepatnya pukul 17.00, saya dan teman-teman mendapat undangan dari pemilik apartemen sekaligus mentor teacher kami. Beliau sangat baik, bahkan mengajak kami berkeliling Gyeongju bersama seorang guru dari Malaysia, Mr. Sim, yang mengajar di Wolseong High School.

  1. Seongdong Market (Pasar Tradisional)

Perhentian pertama adalah Seongdong Market (성동시장), pasar tradisional terkenal di Gyeongju. Suasananya ramai dengan berbagai kebutuhan sehari-hari yang dijual dengan harga terjangkau.

Tapi kami tidak belanja banyak, hanya mampir untuk makan malam bersama. Menunya adalah makanan khas Korea, dan jujur rasanya enak sekali—benar-benar pengalaman kuliner yang menyenangkan.

  1. Gyeongju Eupseong Fortress (Benteng Gyeongju)

Setelah itu, kami menuju Gyeongju Eupseong Fortress (경주 읍성).

Di sini masih bisa terlihat sisa-sisa benteng dan gerbang kota lama yang tinggi serta terawat dengan baik. Rasanya seperti berjalan kembali ke masa lalu, membayangkan betapa pentingnya lokasi ini di era Silla.

  1. Bonghwangdae & APEC Music Square

Perjalanan lanjut ke Bonghwangdae (봉황대), sebuah taman yang menjadi pusat kegiatan budaya.

Kebetulan di sana sedang ada acara musik di APEC Music Square, dan yang tampil adalah band legendaris Korea, YB Band. Mereka memang terkenal, bahkan sampai level internasional.

Hal yang bikin saya kagum adalah cara penonton menikmati konser. Semua duduk rapi di kursi yang sudah disediakan, tidak saling dorong, dan tidak mengganggu satu sama lain. Bahkan ketika berdiri, mereka tetap tertib.

Konsernya selesai sekitar pukul 9 malam, dan suasananya tetap teratur sampai acara usai. Saya benar-benar belajar banyak tentang bagaimana masyarakat Korea menghargai kenyamanan publik.

  1. Daereungwon Tomb Complex

Kami juga sempat mampir ke Daereungwon (대릉원), kompleks makam raja-raja Silla.

Area ini sangat luas, dengan gundukan makam yang besar dan indah, dikelilingi taman yang hijau. Rasanya damai sekali berjalan di sini, sambil mengingat kembali betapa panjang sejarah yang dimiliki Gyeongju.

Minggu, 7 September 2025

Keesokan harinya, aktivitas dimulai dengan sesuatu yang unik. Kami mengunjungi Hwangseong Park (황성공원), sebuah taman besar di dekat Gyeongju Arts Center dan stadion kota. Di sini banyak orang jogging atau berjalan kaki tanpa alas kaki, langsung di atas tanah liat yang lembut, di bawah rindangnya pohon pinus.

Yang menarik, fasilitas umumnya sangat lengkap. Ada jalur khusus, tempat cuci kaki, bahkan mesin untuk mengeringkan kaki dengan angin, semuanya gratis.

Saya melihat bagaimana orang-orang Korea begitu peduli dengan kesehatan, terbiasa jalan kaki, dan sekaligus menjaga fasilitas publik bersama-sama. Tidak ada coretan, tidak ada yang dirusak—semua sadar diri untuk merawat tempat umum.

Setelah olahraga, kami diajak sarapan bersama oleh pemilik apartemen. Menunya sederhana tapi lezat: tauge rebus, tahu, nasi hangat, dan telur ceplok yang dimasak langsung di dalam mangkuk air mendidih. Saya jadi paham kenapa orang Korea gemar makan bean sprouts, ternyata memang enak sekali.

Siangnya kami hanya berjalan-jalan di sekitar lingkungan apartemen untuk menikmati suasana, lalu beristirahat untuk mempersiapkan kegiatan di pekan berikutnya.

Pelajaran Berharga

Dari akhir pekan ini, saya belajar beberapa hal penting:

  1. Orang Korea sangat menghargai ketertiban, baik saat konser maupun di ruang publik.
  2. Mereka punya kesadaran tinggi tentang kesehatan, salah satunya dengan rutin berjalan kaki.
  3. Fasilitas umum dirawat dan digunakan bersama dengan penuh tanggung jawab.

Pengalaman ini membuat saya merasa akhir pekan pertama di Gyeongju benar-benar luar biasa. Semoga cerita ini bisa memberikan gambaran tentang betapa kaya sejarah dan budaya kota ini, sekaligus kebiasaan baik yang bisa kita contoh.

Sampai jumpa di cerita selanjutnya!