Catatan Hari Pertama di Wolseong Middle School, Gyeongju
Catatan Hari Pertama di Wolseong Middle School, Gyeongju

Catatan Hari Pertama di Sekolah Korea Selatan

Posted on

Halo teman-teman, kali ini aku mau berbagi cerita tentang hari pertama aku ke sekolah di Korea Selatan. Tepatnya, tanggal 1 September 2025 aku resmi mulai kegiatan di Wolseong Middle School, sebuah sekolah menengah yang berada di kota Gyeongju.

Lokasi sekolah ini sebenarnya tidak jauh dari tempat tinggalku. Kalau jalan kaki kira-kira hanya 15 menit. Hanya saja sekolahnya berada di atas bukit, jadi tetap butuh sedikit tenaga ekstra untuk mendaki. Untungnya jalannya landai dan tertata rapi, jadi tetap nyaman dilalui.

Sehari sebelumnya, mentor teacher sudah memberi tahu kalau kami akan melakukan perkenalan. Awalnya aku kira hanya perkenalan singkat dengan dewan guru di ruang kantor. Ternyata bukan hanya itu. Selain di kantor guru, kami juga harus memperkenalkan diri langsung di kelas.

Di ruang guru, perkenalannya sangat singkat—hanya sekitar satu menit karena Senin pagi biasanya semua guru sibuk. Jadi waktunya benar-benar harus efisien. Setelah itu kami menerima jadwal print out, lengkap dengan guru mata pelajaran yang akan mendampingi.

Nah, di kelas suasananya agak berbeda. Aku kira cukup perkenalan nama saja, tapi ternyata kami diminta memperkenalkan diri selama satu jam pelajaran penuh. Untungnya aku bersama rekan, Pak Chandra, sudah menyiapkan diri sebelumnya. Jadi meskipun informasi baru diberikan pagi itu, kami bisa mengisi waktu satu jam dengan lancar.

Di minggu pertama ini, kami memang belum langsung mengajar. Tugas utama kami adalah masuk ke beberapa kelas setiap harinya untuk perkenalan diri. Biasanya sekitar tiga kelas per hari, selama lima hari. Kami memperkenalkan diri, bercerita tentang asal daerah, provinsi, dan tentunya negara kami. Hal sederhana ini ternyata cukup membuat anak-anak antusias. Mereka terlihat penasaran dan memberikan kesan yang hangat.

Oh iya, di sini durasi satu jam pelajaran adalah 45 menit. Walaupun lebih singkat dibanding di Indonesia, tetapi justru membuat guru harus lebih fokus dan efisien. Waktu benar-benar dimanfaatkan untuk poin penting: ice breaking sebentar, penyampaian materi inti, latihan singkat, lalu penutup. Jadi tidak ada waktu yang terbuang sia-sia.

Selama minggu pertama, kami juga mendapat guru pendamping yang berbeda-beda. Ada yang mendampingi guru bahasa (Korea), ada yang sains, ada yang sosial. Aku sendiri didampingi oleh guru sains, sementara Pak Chandra didampingi guru bahasa dan sosial. Rasanya seru juga bisa melihat cara mengajar guru lokal di kelas mereka.

Satu hal yang menarik, suasana kantor guru di sini sangat berbeda dengan di Indonesia. Kalau di tempatku biasanya terdengar ramai dengan obrolan, di sini justru tenang sekali. Semua guru fokus dengan pekerjaannya masing-masing. Kalau pun ada diskusi, topiknya seputar pembelajaran siswa atau urusan sekolah. Disiplin dan ketepatan waktu juga sangat dijaga.

Untuk makan siang, kami sempat ditawari apakah mau membawa bekal dari rumah atau makan di kafetaria sekolah. Akhirnya kami memilih makan di kantin saja. Pilihan menu biasanya ada daging ayam, daging sapi, sayuran, dan yang pasti kimchi yang selalu hadir setiap hari. Kami hanya memilih menu yang sesuai dengan kebiasaan makan kami, dan ternyata menunya cukup ramah di lidah.

Setelah semua kegiatan selesai, kami pulang bersamaan dengan selesainya jam after school siswa. Jadi meskipun tidak jauh berbeda dengan di Indonesia, tetap terasa padat sampai sore. Bedanya, anak-anak di sini terbiasa punya aktivitas tambahan setelah jam sekolah reguler.

Hari pertama di sekolah ini meninggalkan kesan yang sangat baik. Anak-anaknya aktif, gurunya disiplin, dan suasana sekolahnya nyaman. Bagiku, ini pengalaman yang luar biasa—bukan hanya soal masuk kelas atau memperkenalkan diri, tapi juga bagaimana aku bisa belajar budaya kerja yang efisien, disiplin, dan terarah.

Semoga pengalaman hari pertama ini bisa menjadi inspirasi juga buat teman-teman. Intinya, jangan pernah berhenti belajar, jangan mudah bosan, dan terus cari pengalaman baru. Karena dari pengalamanlah kita bisa tumbuh lebih baik. Sampai ketemu di cerita hari berikutnya!