21 Oktober 2025 – Gyeongju, Korea Selatan – Baik teman-teman, hari ini adalah hari kedua di minggu ke-8, tepatnya Selasa, 21 Oktober 2025 dan Hari Kedua Penuh Pembelajaran tentunya. Kegiatan hari ini berjalan seperti biasa, tapi saya selalu berusaha menemukan hal-hal kecil yang bisa saya pelajari dari sistem pendidikan di Korea ini.

Pagi-pagi seperti biasa, saya berangkat dari apartemen sekitar pukul 8. Jaraknya tidak terlalu jauh, kira-kira 500 meter dari tempat tinggal kami menuju sekolah. Tapi jalannya sedikit menanjak karena posisi sekolah berada di lereng bukit kecil, jadi setiap pagi rasanya seperti olahraga ringan sebelum mulai mengajar. Udara musim gugur yang sejuk membuat perjalanan itu tetap terasa menyenangkan.
Sesampainya di sekolah, suasananya sudah ramai seperti biasa. Siswa dan guru tampak sibuk mempersiapkan pelajaran hari itu. Aktivitas pembelajaran pun berjalan normal, tapi ada satu hal menarik yang ingin saya bagikan — yaitu sistem informasi dan manajemen kehadiran guru serta siswa di sekolah Korea.
Sistem Informasi Sekolah yang Tertata Rapi
Di ruang guru, terdapat papan informasi besar yang berisi data harian tentang kehadiran guru dan siswa. Di situ tercatat siapa saja yang hadir, siapa yang izin, serta guru mana yang mungkin perlu digantikan hari itu. Informasinya diperbarui setiap pagi oleh bagian kesiswaan atau guru piket.

Jadi, misalnya ada guru yang tidak bisa hadir besok karena urusan keluarga atau sakit, maka ia wajib melapor minimal satu hari sebelumnya. Kalau izin sifatnya resmi seperti urusan sekolah atau perjalanan dinas, surat izinnya harus dibuat tiga hari sebelumnya dan disetujui oleh pihak manajemen.
Yang menarik, semua guru bisa langsung melihat daftar itu setiap hari di ruang guru. Jadi tidak ada kebingungan atau jadwal bentrok. Kalau ada guru yang berhalangan hadir, otomatis jadwalnya akan diganti oleh guru pengganti (substitute teacher) dan ditulis di papan itu juga. Sistem seperti ini membuat koordinasi berjalan sangat efisien dan transparan.
Selain papan pengumuman harian, semua data tersebut juga disimpan dalam arsip digital dan arsip fisik oleh bagian kesiswaan dan wali kelas masing-masing. Ini memastikan setiap perubahan jadwal atau kehadiran selalu terdokumentasi dengan rapi — sesuatu yang menurut saya patut ditiru di sekolah-sekolah Indonesia.
Bimbingan dan Kedisiplinan Siswa
Meskipun masyarakat Korea terkenal tertib dan disiplin, siswa di sini tetap membutuhkan pendampingan dan pembimbingan dari guru. Peran guru bukan hanya mengajar di kelas, tapi juga memastikan anak-anak berperilaku sopan dan mengikuti aturan sekolah.
Salah satu contoh yang menarik adalah sistem “School Patrol” (스쿨패트롤) — semacam tim siswa yang bertugas membantu menjaga ketertiban, terutama saat jam makan siang di cafeteria. Biasanya, anggota school patrol ini adalah siswa kelas 3 (setara kelas 9 SMP) yang dipercaya menjadi teladan bagi adik-adik kelasnya. Tugas mereka termasuk:
- Mengatur antrean siswa saat mengambil makanan.
- Membantu menjaga kebersihan area makan.
- Memastikan semua siswa makan dengan tertib dan bergiliran.
Mereka datang sedikit lebih awal untuk mempersiapkan area makan, dan juga diperbolehkan keluar kelas lebih dulu untuk bertugas. Guru pun ikut mengawasi, tapi yang membuat saya kagum adalah bagaimana siswa menjalankan tanggung jawab itu dengan rasa bangga dan kesadaran penuh.

Budaya seperti ini menunjukkan bahwa pendidikan karakter di Korea tidak hanya diajarkan lewat teori, tapi lewat kebiasaan dan peran sosial yang nyata di lingkungan sekolah.
Dari pengalaman hari ini, saya belajar bahwa disiplin dan sistem bukan berarti kaku, tapi justru memberi ruang bagi semua pihak untuk bekerja dengan nyaman. Mulai dari guru yang teratur melapor izin, siswa yang tertib menjalankan tugasnya, hingga administrasi yang rapi — semuanya berjalan seperti roda kecil yang bergerak bersama.
Hal-hal kecil seperti ini yang membuat saya semakin paham bahwa kekuatan pendidikan Korea bukan hanya pada teknologinya, tapi juga pada budaya tanggung jawab dan kerapian sistemnya.

Kalimat penutup opsional (bisa kamu tambahkan kalau mau gaya reflektifmu lebih dalam):
“Kadang yang tampak sederhana seperti papan data atau antre makan siang, justru menyimpan filosofi besar tentang disiplin dan tanggung jawab. Dan mungkin, di situlah letak kekuatan utama pendidikan Korea yang saya rasakan setiap harinya.”
