Mid Term Test di Middle School Korea
Mid Term Test di Middle School Korea

Mid Term Test di Middle School Korea

Posted on

Mid Term Test di Middle School Korea – Annyeonghaseyo, ya robbun! Welcome back di catatan perjalanan saya. Hari ini, 29 September 2025, bertepatan dengan minggu terakhir di bulan ini sekaligus mengawali minggu ke-5. Seperti biasa, saya berangkat ke sekolah dengan penuh semangat, berharap ada sesuatu yang bisa saya pelajari dan catat sebagai pengalaman berharga.

Kebetulan, hari ini adalah jadwal mid term test atau ujian tengah semester di sekolah tempat saya bertugas. Para guru sudah bersiap sejak pagi untuk melaksanakan ujian, dan saya mendapat kesempatan untuk membantu co-teacher dalam memantau jalannya ujian. Menariknya, meskipun konsepnya mirip dengan ujian di Indonesia, ada beberapa mekanisme yang berbeda yang membuat saya ingin berbagi catatan ini.

Ujian tengah semester di sekolah ini berlangsung selama tiga hari, yaitu 29, 30 September, dan 1 Oktober 2025. Setiap harinya, siswa mengerjakan mata pelajaran yang sudah dijadwalkan oleh sekolah.

Rutinitas harian selama ujian cukup tertib dan teratur:

  • 08.30 – 08.40: Siswa masuk kelas dan melakukan persiapan seperti biasa.
  • 08.50 – 09.50: Persiapan ujian, termasuk pengecekan perlengkapan dan instruksi dari guru.
  • 09.55 – 10.40: Ujian pertama (mapel 1).
  • 10.55 – 11.40: Ujian kedua (mapel 2).

Setelah ujian selesai, siswa tetap makan siang bersama di kafetaria sebelum mereka diperbolehkan pulang.

Jadwal ini memberi siswa waktu yang cukup untuk fokus, tanpa harus terburu-buru menyelesaikan soal. Atmosfernya terasa lebih tenang dan kondusif.

Suasana dan Disiplin Ujian

Hal yang sangat mencolok adalah ketegasan para guru pengawas. Mereka benar-benar disiplin dalam mengawasi siswa agar tidak mencontek atau bekerja sama. Jika ada indikasi mencoba melihat jawaban teman, langsung ditegur dengan serius.

Selain itu, ada aturan khusus soal lembar jawaban. Jika siswa melakukan kesalahan, lembar jawaban lama akan langsung diambil oleh pengawas, disobek, lalu diganti dengan lembar jawaban baru. Jadi siswa harus ekstra hati-hati sejak awal mengisi jawaban, karena kesalahan kecil pun berarti harus mulai dari lembar baru. Aturan ini menurut saya cukup ketat, tapi juga melatih siswa untuk fokus dan teliti.

Dari pengalaman ini, saya belajar bahwa sekolah di Korea benar-benar memberi ruang penuh bagi siswa untuk mengerjakan ujian dengan serius. Mereka tidak hanya disiplin dalam aturan, tapi juga memastikan siswa mendapat ketenangan waktu dan tempat. Tidak ada suara gaduh, tidak ada interupsi, semua berjalan sistematis.

Hal lain yang menarik, setelah ujian pun sekolah tetap menjaga kebersamaan dengan makan siang bersama. Bagi saya ini penting, karena meski sedang ada ujian, nuansa kekeluargaan antar siswa dan guru tetap terjaga.

Selepas mendampingi ujian, saya melanjutkan aktivitas harian dengan menyelesaikan laporan project plan dan mengumpulkan data yang masih kurang. Meski sibuk, pengalaman hari ini memberi saya wawasan baru tentang bagaimana sistem pendidikan di Korea menekankan disiplin, kemandirian, dan tanggung jawab dalam setiap kegiatan, termasuk ujian.

Sebagai guru dari Indonesia, saya merasa banyak hal yang bisa saya ambil dari pengalaman ini. Ketegasan guru Korea dalam menjaga integritas ujian mengingatkan saya betapa pentingnya menanamkan nilai kejujuran sejak dini. Di sisi lain, perhatian sekolah terhadap kenyamanan siswa juga patut ditiru, seperti adanya waktu khusus persiapan dan tetap menjaga tradisi makan siang bersama.

Saya jadi berpikir, bagaimana kalau sistem yang menyeimbangkan disiplin dan kebersamaan ini bisa lebih banyak diterapkan di sekolah kita? Tentu akan memberikan dampak positif, bukan hanya pada hasil belajar, tapi juga pada karakter siswa. Ujian bukan lagi sekadar angka, melainkan proses pembentukan sikap tanggung jawab dan kemandirian.