Mengajar di Korea Antusiasme, Ketertiban, dan Interaksi Budaya
Mengajar di Korea Antusiasme, Ketertiban, dan Interaksi Budaya

Minggu Kedua Hari Pertama di Korea Antusiasme, Ketertiban, dan Interaksi Budaya

Posted on

Halo teman-teman! Apa kabar? Kembali lagi bersama saya, dan kali ini saya mau cerita tentang hari pertama saya di minggu kedua hari pertama mengajar di sekolah Korea. Ini bukan cuma soal mengajar, tapi lebih ke pengalaman belajar yang seru banget, yang pasti bakal saya bawa pulang. Jadi, simak cerita saya tentang semangat anak-anak, budaya ketertiban yang luar biasa, dan interaksi budaya yang saya pelajari di sini!

Jadi, jarak antara apartemen saya dan sekolah tuh nggak jauh, sekitar 600 meter. Tapi, jalannya agak menantang karena harus sedikit mendaki. Walaupun nggak terlalu tinggi, cukup bikin ngos-ngosan juga sih, hahaha. Anak-anak di sini pun sama, mereka yang turun dari bus juga jalan kaki ke sekolah. Saya sih ngeliat ini sebagai pelajaran tentang semangat dan ketekunan. Kalau mereka aja semangat banget, kita juga harus lebih semangat, kan?

Yang bikin saya terkesan banget adalah bagaimana sekolah di sini memperhatikan ketertiban dan keamanan. Setiap pagi, guru-guru laki-laki di sini membantu menyambut anak-anak dan memastikan mereka berjalan dengan aman ke sekolah. Mereka bener-bener memastikan anak-anak tertib dan merasa aman. Ini sih yang saya belajar, betapa pentingnya peran guru dalam menciptakan lingkungan yang aman dan tertib. Saya pikir ini juga bisa jadi hal yang bagus banget untuk dibawa pulang.

Ketertiban di sini nggak cuma berlaku saat anak-anak menuju sekolah, tapi juga di setiap kegiatan mereka. Misalnya, pas mengantri buat makan siang. Guru-guru di sini bener-bener mendampingi dan memastikan anak-anak mengantri dengan tertib. Saya jadi belajar bahwa ketertiban itu nggak hanya soal disiplin, tapi juga tentang membentuk karakter anak-anak. Harus diterapin di semua aspek kehidupan mereka, bukan cuma di kelas.

Yang lebih keren lagi, anak-anak di sini tuh super antusias dalam belajar! Setiap kali mereka dapat materi baru, mereka langsung aktif bertanya dan jawab dengan percaya diri. Kalau ditanya, langsung jawab. Kalau dikasih kesempatan bertanya, mereka juga nggak ragu buat tanya. Semangat mereka ini sih yang buat saya makin bersemangat juga! Dari sini saya belajar kalau antusiasme dan keterlibatan aktif itu kunci banget dalam proses belajar yang seru dan efektif.

Pengalaman ini juga ngajarin saya kalau jadi guru tuh nggak cuma mengajar di dalam kelas, tapi juga mendampingi anak-anak di luar kelas. Kita juga harus memastikan mereka aman dan tertib di luar jam pelajaran, kayak pas mereka jalan ke sekolah atau saat mengantri makan siang. Ternyata, mendampingi mereka di luar kelas itu sama pentingnya dengan mengajar di dalam kelas.

Saya jadi sangat menghargai budaya ketertiban yang diterapkan di sini. Mengajarkan anak-anak untuk selalu tertib, mengantri dengan sabar, dan menjaga keselamatan bersama tuh penting banget untuk perkembangan mereka. Sebagai guru, kita harus selalu berusaha jadi contoh yang baik dan mendampingi mereka dengan sabar agar budaya ketertiban ini bisa terbawa dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Oh iya, hari pertama minggu kedua ini saya juga mengajarkan permainan tradisional Korea sebagai bagian dari intercultural exchange. Saya gabungkan permainan tradisional Korea dengan permainan dari negara saya, dan anak-anak di sini super antusias! Ini sih bukan cuma soal permainan, tapi juga tentang mengenalkan mereka pada budaya lain. Saya belajar bahwa pertukaran budaya itu cara yang seru buat ngasih mereka pengalaman baru dan memperluas wawasan mereka tentang dunia.

Pengalaman saya di Korea ini bener-bener berharga dan ngasih banyak pelajaran yang pasti saya bawa pulang. Dari ketertiban yang diterapkan di setiap aspek sekolah, antusiasme luar biasa dari anak-anak dalam belajar, sampai interaksi budaya yang seru banget. Semua itu nginspirasi saya untuk jadi guru yang lebih baik. Semoga pengalaman ini bisa jadi bekal berharga dalam perjalanan karier saya dan bisa saya terapkan juga di negara saya nanti.

Sampai jumpa di artikel berikutnya, teman-teman!