Pengalaman Mengajar di Korea: Hari Kedua Minggu Kedua
Pengalaman Mengajar di Korea: Hari Kedua Minggu Kedua

Pengalaman Mengajar di Korea: Hari Kedua Minggu Kedua

Posted on

Halo teman-teman semuanya, kembali lagi bersama saya Ady. Nah, kali ini saya mau cerita pengalaman saya di minggu kedua, tepatnya hari kedua, yaitu pada tanggal 9 September 2025.

Pagi itu, seperti biasa kami berangkat ke sekolah. Oh ya, ada hal menarik soal pakaian di sini. Kalau di hari Senin, guru di sekolah ini pakaiannya bebas—boleh pakai baju casual seperti kaos atau kemeja. Biasanya, kalau pakai kaos tetap dipadukan dengan blazer, jas, atau jaket supaya tetap rapi. Jadi tidak ribet, tapi tetap sopan. Beberapa sekolah di Korea ada yang mewajibkan seragam untuk siswanya, ada juga yang membebaskan. Nah, khusus untuk guru di sekolah saya ini, pakaian bebas asalkan sopan dan enak dipandang, tidak harus formal sekali.

Lanjut, di hari kedua ini saya mendapat paper information atau semacam selebaran pengumuman. Jadi, kalau ada pengumuman penting, guru di sini biasanya mendapatkannya lewat kertas. Nah, isi pengumuman hari itu adalah imbauan kepada para guru untuk mengingatkan siswa tentang pentingnya menjaga keselamatan. Alasannya, sering terjadi kecelakaan kecil, entah saat olahraga atau karena anak-anak berlari di dalam kelas. Apalagi mayoritas siswa di sekolah ini laki-laki semua, jadi mereka sangat aktif dan energik. Olahraga seperti sepak bola juga jadi favorit di sini.

Selain itu, saya juga sempat memperhatikan keindahan taman sekolah. Saya sampai mengambil beberapa foto bunga dan tanaman di sekeliling sekolah. Bener-bener terawat dan indah sekali. Ternyata, selain mengajar, ada juga guru (seonsaengnim 선생님) yang diberi tugas khusus untuk merawat taman. Mereka rajin memberi pupuk dan merawat tanaman sesuai bagiannya masing-masing. Tidak heran, bunga-bunga di depan sekolah selalu mekar dan sehat. Bahkan setiap jenis tanaman diberi papan nama, sehingga terlihat lebih rapi dan informatif.

Hal lain yang menarik adalah kebiasaan guru di sini saling berbagi. Kalau ada yang membawa makanan, entah kue, permen, atau camilan lain, biasanya dibagikan ke guru-guru lain di ruang guru. Suasananya jadi terasa hangat dan akrab.

Soal makan siang, saya juga belajar hal baru. Siswa-siswa di sini makan dengan sangat tertib. Mereka tidak asal ambil makanan, tapi berbaris rapi, dibimbing oleh seonsaengnim. Jadi, meskipun jumlah siswa banyak, suasana tetap terkendali.

Untuk fasilitas makan siang di kafetaria, menurut saya sangat higienis. Setelah dipakai, semua alat makan dicuci lalu disterilkan dengan sinar UV supaya bakteri mati. Jadi benar-benar bersih dan aman digunakan lagi.

Oh ya, ada lagi hal yang saya kagumi, yaitu soal parkir kendaraan. Orang-orang di sini sangat disiplin dalam menaruh kendaraan. Mobil diparkir tepat di kotaknya, tidak asal taruh. Jadi area parkiran terlihat rapi sekali. Dari hal kecil seperti ini saya bisa lihat kalau masyarakat Korea terbiasa menempatkan segala sesuatu sesuai tempatnya.

Kalau bicara soal inovasi, menurut saya orang-orang di sini juga punya semangat tinggi dalam menciptakan hal-hal baru. Itu yang membuat Korea Selatan bisa maju di berbagai bidang—bukan hanya pendidikan, tapi juga hiburan, kosmetik, musik, bahkan pariwisata. Tidak heran Korea bisa menarik perhatian dunia.

Itu dulu cerita saya kali ini. Terima kasih sudah membaca pengalaman saya. Sampai jumpa di artikel berikutnya. Bye!