Serunya Sport Day di Korea Minggu ke 7 – Kembali lagi bersama saya di catatan perjalanan hari ke-5 pada minggu ke-7 saya di Korea. Jum’at, October 17, 2025 Hari ini terasa spesial banget, karena seluruh warga sekolah merayakan Sport Day! Di sekolah tempat saya observasi, Wolseong Middle School, semua guru dan siswa ikut terlibat langsung dalam kegiatan ini. Uniknya, hampir tidak ada guru yang tinggal di ruang guru—semuanya turun langsung ke lapangan untuk mendampingi siswa. Hanya staf administrasi saja yang tetap berada di kantor. Keren, kan? Semua benar-benar mengambil peran aktif!

Sport Day di sini mirip seperti class meeting di sekolah kita di Indonesia. Bedanya, kegiatan ini disusun dengan sangat teratur dan melibatkan seluruh siswa dari kelas 1 sampai kelas 3 (setara SMP). Setiap kelas berpartisipasi dalam berbagai cabang olahraga dan permainan tradisional Korea. Kegiatan ini bukan cuma ajang kompetisi, tapi juga jadi momen untuk membangun kerja sama, sportivitas, dan kebersamaan antara siswa dan guru.
Berikut beberapa kegiatan seru yang diadakan selama Sport Day
- 축구 (Chukgu) — Soccer, alias sepak bola.
- 제기차기 (Jegichagi) — permainan tradisional menendang jeggi, mirip kok bulu tangkis.
- 줄다리기 (Juldarigi) — tarik tambang.
- 공튀기기 (Gongtuigigi) — permainan memantulkan bola (ball bouncing).
- 림보 (Rimbo) — permainan limbo dance, berjalan menunduk melewati palang yang makin rendah.
- 계주 (Gyeju) — relay race, alias lari estafet.
- 100미터 달리기 (Baek-miteo Dalligi) — lari cepat 100 meter.
- 타이어 들기 (Taieo Deulgi) — lomba angkat ban, adu siapa yang paling lama bisa menahan beban.
Kalau kita lihat, beberapa permainan ini mirip banget dengan lomba-lomba di sekolah Indonesia. Tapi yang menarik, mereka tetap mempertahankan permainan tradisional Korea seperti Jegichagi dan Gongtuigigi. Ini menunjukkan bagaimana sekolah di sini tetap menjaga nilai budaya sambil menanamkan semangat kebersamaan.

Di Sport Day ini, semua guru punya peran penting. Wali kelas bertanggung jawab mengkoordinasikan siswanya untuk ikut setiap cabang lomba. Sementara beberapa guru lain bertugas sebagai juri dan panitia lapangan, dari awal sampai akhir acara. Yang menarik lagi, sistem penghargaan di sini tidak hanya berfokus pada siapa yang menang, tapi juga pada partisipasi semua warga sekolah.

Meskipun ada pemenang dalam tiap lomba, hadiah dan door prize dibagikan secara merata melalui sistem undian. Jadi, setiap siswa dan guru punya kesempatan yang sama untuk mendapat hadiah. Sebelum penutupan, pihak sekolah juga memberikan apresiasi khusus kepada siswa yang berprestasi di bidang akademik maupun non-akademik.

Kegiatan ini berlangsung dari pukul 08.55 pagi sampai sekitar pukul 4 sore. Bayangkan, seharian penuh diisi dengan tawa, semangat, dan sorak-sorai dukungan dari teman-teman sekelas. Cuacanya cerah, dan semua terlihat menikmati setiap momen. Di sela-sela kegiatan, siswa dan guru juga makan siang bersama, bercanda, dan saling menyemangati. Momen seperti ini benar-benar memperlihatkan hubungan hangat antara guru dan siswa yang tidak kaku, tapi lebih seperti keluarga besar.
Dari kegiatan Sport Day ini, saya belajar banyak hal. Pertama, kolaborasi antar guru dan siswa itu penting banget. Semua guru di sini aktif, tidak hanya memantau dari jauh, tapi ikut berlari, tertawa, dan memberi semangat. Kedua, sekolah ini berhasil menjaga tradisi lokal lewat permainan tradisional, sambil tetap membangun nilai-nilai global seperti kerja sama, disiplin, dan sportivitas. Dan terakhir, Sport Day bukan cuma soal menang atau kalah, tapi tentang bagaimana kita bisa tumbuh bersama sebagai komunitas belajar yang saling mendukung dan menghargai.

Rasanya luar biasa bisa melihat bagaimana kegiatan sederhana seperti Sport Day bisa menjadi ajang membangun karakter dan mempererat hubungan antarwarga sekolah. Kalau di sekolah kita di Indonesia, mungkin kegiatan seperti ini bisa jadi inspirasi untuk semakin memperkuat kebersamaan antara guru dan siswa.
