Catatan Hari ke Tiga Pre-Departure IKTE 2025
Catatan Hari ke Tiga Pre-Departure IKTE 2025

Catatan Hari ke Tiga Pre-Departure IKTE 2025

Posted on

Halo teman-teman semuanya! Gimana kabarnya? Semoga selalu sehat dan tetap semangat ya. Terima kasih sudah setia membaca catatan harian saya selama mengikuti kegiatan pre-departure program IKTE 2025 yang berlangsung di Jakarta. Kegiatan ini dijadwalkan selama empat hari, dimulai dari hari Kamis hingga Minggu. Nah, hari ini—Sabtu—adalah hari ketiga sekaligus penutupan rangkaian pembekalan kami.

Kalau di hari pertama dan kedua kami lebih banyak duduk, mendengarkan materi, serta menyerap informasi penting sebagai bekal keberangkatan, maka di hari ketiga ini suasananya benar-benar berbeda. Bisa dibilang hari ini penuh perjuangan. Kenapa? Karena sejak pagi hingga sore, kami berdelapan harus mematangkan konsep tarian yang akan dibawakan nanti selama di Korea, baik saat penyambutan maupun ketika mengikuti international conference.

Foto bersama ibu Annisa

Sebenarnya, sekitar sebulan yang lalu kami sudah mulai merancang tarian ini. Namun karena domisili kami berbeda-beda—dari Sabang sampai Merauke—maka latihan hanya bisa dilakukan secara daring. Tentu saja saat bertemu langsung rasanya beda sekali. Latihan tatap muka ini menuntut effort, kekompakan, serta keseriusan penuh. Untungnya, kami tetap mendapat bimbingan dari Bapak Ojang yang mendampingi proses latihan dari awal hingga akhir.

Garuda: The Guardian of Nusantara

Tarian yang kami bawakan berjudul Garuda: The Guardian of Nusantara.” Ceritanya cukup dalam dan sarat makna. Indonesia digambarkan sebagai sebuah nusantara yang kaya akan budaya, suku, dan keragaman. Semua itu dilindungi oleh sosok Garuda, makhluk mitologi yang dalam kepercayaan Hindu adalah kendaraan Dewa Wisnu—gagah perkasa sekaligus simbol penjaga kebenaran.

Dalam tarian ini, muncul pula karakter Buto Ijo yang diadaptasi dari kisah Timun Mas. Buto digambarkan sebagai simbol keburukan dan perpecahan, berusaha menggoyahkan persatuan nusantara. Namun, pertarungan sengit antara Garuda dan Buto akhirnya dimenangkan oleh Garuda. Pesan moralnya jelas: kebaikan akan selalu mengalahkan keburukan, persatuan akan selalu lebih kuat daripada perpecahan. Tarian ini sekaligus menggambarkan pentingnya toleransi, saling menjaga, dan menghargai perbedaan sebagai jati diri bangsa Indonesia.

Kehadiran Alumni IKTE 2024

Menjelang siang, kami kedatangan tamu istimewa: Pak Daeng, alumni IKTE 2024 sekaligus ketua angkatan. Kebetulan beliau sedang ada kegiatan di Jakarta, jadi menyempatkan diri untuk menengok kami. Kehadirannya memberi semangat tambahan, terutama pesannya agar kami senantiasa menjaga kerukunan, persatuan, dan saling menguatkan ketika nanti berada di Korea.

Foto bersama Pa Daeng

Setelah istirahat sejenak untuk ISOMA, latihan kami lanjutkan hingga sore. Totalitas benar-benar kami kerahkan sampai pukul 5 sore, sebelum akhirnya bersiap mengikuti acara penutupan. Pada momen ini, kami mempersembahkan tarian yang sudah kami latih seharian penuh. Penampilan tersebut disaksikan langsung oleh Bapak Kasiman serta Ibu Anisa, selaku ketua bidang publikasi, humas, sekaligus penanggung jawab program.

Bersama dengan bapak Kasiman

Rasanya lega sekaligus bangga bisa menampilkan hasil kerja keras bersama. Meski lelah, hari ketiga ini meninggalkan kesan yang luar biasa. Banyak pengalaman berharga yang saya dapatkan, dan saya percaya semua proses ini akan menjadi bekal terbaik saat menjalani program pertukaran guru nanti.

Foto bersama Panitia, Pa Kasiman, Bu Anisa, dan Pa Ojang

Salam sehat selalu, tetap semangat, dan nantikan kelanjutan cerita saya di hari keempat.