Jelajah Budaya Korea di Minggu ke-10 Korea IKTE 2025
Jelajah Budaya Korea di Minggu ke-10 Korea IKTE 2025

Jelajah Budaya Korea di Minggu ke-10 Korea IKTE 2025

Posted on

Halo teman-teman semua! Di tulisan kali ini saya ingin berbagi pengalaman spesial di Jelajah Budaya Korea yang terjadi tepat di minggu ke-10 saya menjalani program guru di Korea. Biasanya aktivitas saya hanya seputar belajar-mengajar, observasi kelas, atau berdiskusi dengan guru-guru Korea. Tapi khusus minggu ini, mentor saya, Mr. Sun dan Mr. Son, mengajak saya untuk melakukan Jelajah Budaya Korea secara langsung dengan mengunjungi beberapa tempat bersejarah di Kota Gyeongju.

Gyochon Traditional Village bersama Mrs. Soon

Gyeongju ini memang dikenal sebagai “museum tanpa dinding” karena hampir setiap sudutnya menyimpan sejarah panjang Dinasti Silla. Nah, kesempatan Jelajah Budaya Korea ini benar-benar jadi momen yang membuat minggu ke-10 saya terasa sangat berbeda dan penuh makna.

Desa Tradisional Gyochon: Jelajah Budaya Korea yang Asli

Perhentian pertama kami adalah Gyochon Traditional Village, sebuah kampung budaya yang sudah berusia lebih dari 1000 tahun. Tempat ini menjadi salah satu aset budaya Korea yang sangat dilestarikan, bahkan terhubung dengan beberapa situs warisan dunia UNESCO di kawasan Gyeongju.

Begitu masuk, suasananya langsung terasa tenang dan sejuk. Rumah-rumah tradisional hanok berdiri dengan anggun, lengkap dengan struktur kayu tua dan genteng khas Korea yang masih dipertahankan seperti aslinya. Banyak rumah di desa ini berdiri sejak ratusan tahun lalu dan tetap terjaga—benar-benar bagian penting dari Jelajah Budaya Korea.

Yang membuat saya terkesan adalah bagaimana desa ini tetap hidup di tengah perkembangan zaman. Warga setempat masih mempertahankan budaya lokal, mulai dari arsitektur, kegiatan budaya, hingga pola hidup tradisional. Saya sempat mengambil beberapa foto, meski yang saya tampilkan di artikel ini hanya sampel saja.

Di sekitar desa juga terdapat pegunungan kecil yang membuat udara terasa sangat segar. Tidak heran tempat ini selalu dipenuhi wisatawan, baik lokal maupun mancanegara.

Perjalanan ke Pohang: Laut, Makanan, dan Kebersamaan

Setelah selesai menikmati suasana Gyochon, kami melanjutkan perjalanan menuju Pohang, sebuah kota pelabuhan yang terkenal dengan panorama lautnya dan kuliner seafood yang segar.

Di Pohang, kami mengunjungi Homigot—salah satu ikon wisata terkenal yang memiliki patung tangan raksasa menyambut matahari terbit. Tempat ini menawarkan pemandangan laut yang luas, angin pantai yang sejuk, dan suasana damai yang sulit dilupakan.

di OMIGOT tail of TIGER of KOREAN MAP

Setelah menikmati pemandangan, kami makan seafood bersama. Mulai dari grilled fish, octopus, sampai sup seafood khas Korea yang bumbunya kuat dan segar.

Makan bersama mentor teacher, vice principal, dan teman-teman guru lainnya membuat suasana semakin hangat. Semua tertawa, saling cerita pengalaman, dan menikmati kebersamaan.

EATING SEAFOOD SEBELUM MAKAN AYAM

Momen ini menjadi salah satu hari paling berkesan selama saya di sini. Tidak hanya karena tempat yang indah, tapi juga karena saya merasa diterima sepenuhnya sebagai bagian dari keluarga sekolah.

Jelajah Budaya Korea yang Menguatkan

Melalui Jelajah Budaya Korea di minggu ke-10 ini, saya merasa semakin terhubung dengan budaya Korea, bukan hanya sebagai pengunjung, tapi sebagai seseorang yang sedang belajar dari dalam. Setiap tempat yang saya datangi punya nilai sejarah, filosofi, dan tradisi yang layak dipelajari.

BERSAMA VICE PRINCIPAL DENGAN ABANG YANG BAHAGIA

Pengalaman ini juga membuat saya ingin membawa semangat global dan pemahaman budaya ke dalam pembelajaran di sekolah saya ketika kembali ke Indonesia. Karena saya percaya, belajar bahasa juga berarti belajar memahami budaya.