Hari ini, Senin, 22 September 2025, merupakan hari pertama di Minggu ke-4. Seperti biasa, saya memulai rutinitas pagi dengan pergi ke sekolah. Sebelumnya, saya telah menyebutkan bahwa sekolah dimulai pada pukul 08.30 AM. Namun, budaya di sini mengharuskan guru dan siswa untuk sudah hadir lebih awal. Para guru biasanya datang pukul 08.00 AM, dan paling lambat, pada pukul 08.20 AM, semua guru sudah siap di kantor dan menyambut siswa-siswi yang datang. Saya sendiri diberi kebebasan untuk menyambut siswa di depan sekolah jika diinginkan.

Kami berangkat dari apartemen bersama 2 guru dari Indonesia dan 2 guru dari Malaysia. Kami biasanya berangkat bersama pukul 08.00 AM, dan perjalanan ke sekolah hanya memakan waktu sekitar 10 menit dengan berjalan kaki.
Pada hari pertama di minggu ke-4 ini, saya ingin bercerita kepada anak-anak tentang rutinitas sehari-hari dan aktivitas sekolah di Indonesia. Materi yang saya ajarkan kali ini berkaitan dengan “Daily Routine and School Activities in Indonesia” dan bagaimana hal ini terkait dengan Global Citizenship Education (GCED) dan Sustainable Development Goals (SDGs). GCED adalah pendidikan kewarganegaraan global, sementara SDGs adalah tujuan pembangunan berkelanjutan yang saat ini menjadi topik perbincangan di kalangan pendidik di seluruh dunia, khususnya di wilayah Asia-Pasifik dan beberapa negara maju.

Antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran sangat terasa. Meskipun ada sedikit kendala dalam komunikasi bahasa, mayoritas siswa dapat memahami apa yang saya sampaikan. Saya mulai dengan menceritakan rutinitas siswa di Indonesia, lalu memberikan kesempatan kepada mereka untuk berbagi aktivitas harian mereka, dari pagi hingga malam.
Saya menyadari bahwa rutinitas harian mereka sangat padat, terutama dalam hal belajar. Sebagian besar siswa di sini bangun pukul 06.00 AM untuk mempersiapkan diri pergi ke sekolah. Kebanyakan dari mereka hanya mandi sekali, yaitu sebelum tidur malam, karena setelah sekolah mereka langsung melanjutkan kegiatan belajar.
Siswa di sini belajar di sekolah hingga pukul 04.05 PM, dan jika mengikuti kelas tambahan, mereka bisa berada di sekolah hingga pukul 05.00 PM. Setelah pulang sekolah, banyak siswa yang melanjutkan belajar di akademi atau hagwon (lembaga bimbingan belajar) hingga pukul 10.00 PM. Lima tahun yang lalu, siswa bahkan belajar hingga tengah malam, biasanya antara pukul 12.00 AM hingga 01.00 AM di hagwon. Namun, beberapa tahun terakhir, pemerintah Korea mengeluarkan peraturan yang membatasi jam belajar di luar sekolah hanya sampai pukul 10.00 PM.
Salah satu hal yang saya pelajari dari pengalaman ini adalah betapa sungguh-sungguhnya siswa-siswa di sini dalam belajar. Mereka percaya bahwa pendidikan adalah kunci untuk mencapai kesuksesan. Di Korea, mendapatkan pekerjaan yang baik tidaklah mudah. Diperlukan keterampilan dan kemampuan yang memadai, tergantung pada level karier yang ingin dicapai.

Selain itu, biaya hidup di Korea, terutama untuk pendidikan dan kesehatan, sangat mahal. Oleh karena itu, banyak orang Korea yang berusaha keras untuk memastikan masa depan mereka dengan belajar dan bekerja keras, namun tetap memperhatikan batasan waktu yang ada.

Setiap Senin pagi, atau hari pertama sekolah dalam satu minggu, juga merupakan hari yang istimewa bagi siswa-siswa yang berprestasi. Mereka akan menerima apresiasi berupa sertifikat penghargaan resmi dari sekolah, yang diberikan di hadapan para guru di ruang guru. Ini adalah tradisi yang sangat baik dan terus dijaga, karena dapat menularkan semangat positif kepada siswa lainnya, baik yang telah mengikuti kompetisi maupun yang belum. See yom in my next artikel everyone