Halo teman-teman, kembali lagi bersama saya. Hari ini, Selasa 16 September 2025, adalah hari kedua di minggu ketiga saya di Korea. Seperti biasa, saya ingin berbagi catatan kecil dari pengalaman sehari-hari, kali ini Belajar Jujur dan Menikmati Budaya Lokal. Kadang terlihat sederhana, tapi justru di situlah banyak pelajaran berharga.
Box Kejujuran di Sekolah
Pagi ini saya menemukan hal menarik di sekolah, yaitu sebuah box khusus untuk pemulangan barang. Jadi, kalau ada barang yang jatuh atau tertinggal, siapa pun bisa menaruhnya di box tersebut, dan pemiliknya bisa mengambil kembali. Jadi pengalaman tersendiri untuk bisa belajar Jujur dan Menikmati Budaya Lokal disini menurut saya.

Kelihatannya sederhana, tapi maknanya dalam sekali. Ini cara sekolah menanamkan nilai kejujuran sejak dini. Saya juga sempat mendengar cerita dari seorang teman yang sudah lama tinggal di Korea. Dia pernah ketinggalan iPhone di bus, dan setelah mengejar bus itu beberapa pemberhentian kemudian, HP-nya masih ada di kursi. Tidak ada yang mengambil.
Kalau kita bandingkan dengan lingkungan kita, mungkin ceritanya akan berbeda, ya. Hehe. Dari sini saya belajar, kejujuran itu tidak hanya ditanamkan di sekolah, tapi juga di rumah. Orang tua sebagai guru pertama punya peran besar. Kalau di rumah anak terbiasa jujur, di luar pun mereka akan membawa sikap itu.
Mengurus Administrasi di Kantor Pos
Siangnya, saya bersama mentor teacher pergi ke kantor pos untuk mencairkan dana bulanan dari APCEIU. Karena kami hanya tinggal sementara di Korea, kami tidak bisa membuka rekening bank. Jadi, pencairan dana dilakukan melalui kantor pos.

Prosesnya lumayan panjang karena data kami harus diperiksa dengan teliti. Perbedaan sistem nama antara Indonesia dan Korea juga sempat membuat bingung, sebab tidak semua orang Indonesia menggunakan nama keluarga. Tapi syukurlah, setelah menunggu, dana akhirnya berhasil dicairkan.

Kantor pos yang kami datangi berada di kawasan Joongang Traditional Market, pasar tradisional yang cukup terkenal.
Mencicipi Minuman Sikhye
Setelah urusan selesai, mentor teacher mengajak kami berkeliling pasar dan mencoba minuman tradisional Korea bernama Sikhye (식혜). Minuman ini terbuat dari beras yang difermentasi, rasanya manis alami dan sangat menyegarkan. Katanya, Sikhye bisa membantu mengurangi pegal dan dehidrasi. Cocok sekali diminum setelah seharian beraktivitas.
Buat saya, minuman ini memberi pengalaman baru tentang bagaimana orang Korea menjaga tradisi sekaligus kesehatan lewat makanan dan minuman mereka.
Hari ini kegiatan belajar di kelas juga berjalan lancar. Anak-anak aktif, suasananya menyenangkan, dan saya banyak belajar dari mereka.

Sebelum pulang, saya sempat berfoto di area monumen yang menjadi pembatas antara middle school dan high school. Lokasinya unik, seperti simbol peralihan dari masa remaja awal ke remaja yang sedang menuju dewasa.

Itulah catatan hari kedua di minggu ketiga saya di Korea. Dari kotak kecil di sekolah saya belajar arti kejujuran, dari kantor pos saya mengenal sistem administrasi yang rapi, dan dari segelas Sikhye saya merasakan budaya tradisional Korea yang menyehatkan. Hal-hal kecil inilah yang membuat pengalaman belajar di sini semakin berharga.
Sampai jumpa di cerita berikutnya, teman-teman!