Berlajar dari Prof Uman Suherman, terkait dengan Pendidikan kembali menjadi ruang belajar yang bermakna bagi kami para guru di SMP Muhammadiyah Ahmad Dahlan (SMP MuAD), khususnya kepada saya pribadi. Senin, 15 Desember 2025, bertempat di Aula Kampus 2 SMP MuAD, saya berkesempatan mengikuti acara Ngope (Ngobrol Pendidikan) yang menghadirkan narasumber luar biasa, Prof. Dr. Uman Suherman, AS., M.Pd., Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

Melalui catatan jurnal harian ini, saya ingin berbagi refleksi dan insight dari kegiatan Ngobrol Pendidikan Inspiratif tersebut. Harapannya, apa yang saya tuliskan dapat menjadi bahan renungan, penguat semangat, sekaligus pemantik diskusi bagi bapak dan ibu guru untuk terus belajar dan bertumbuh bersama.
Dalam sesi pemaparan materinya, Prof. Uman Suherman menyampaikan banyak pesan penting yang sangat relevan dengan dunia pendidikan hari ini. Salah satu penekanan utama beliau adalah pentingnya penanaman karakter jujur pada peserta didik. Kejujuran bukan sekadar nilai moral, tetapi fondasi utama dalam membentuk generasi yang amanah dan bertanggung jawab. Anak-anak kita hari ini adalah calon pemimpin masa depan. Jika sejak dini mereka dibiasakan jujur, insyaAllah ke depan Indonesia akan diisi oleh generasi yang bersih dan berintegritas. Inilah salah satu ruh utama dari Ngobrol Pendidikan Inspiratif yang sangat membekas bagi saya.
Selain karakter, Prof. Uman juga menyoroti pentingnya pengembangan kreativitas dan kemampuan berpikir kritis siswa. Guru dituntut untuk menciptakan lingkungan belajar yang nyaman, aman, dan menyenangkan, sehingga siswa merasa diterima dan berani mengekspresikan gagasan. Lingkungan belajar yang sehat akan membuat proses pembelajaran lebih bermakna dan mudah diserap oleh peserta didik. Pesan ini kembali menguatkan makna Ngobrol Pendidikan Inspiratif sebagai ruang refleksi bagi para pendidik.
Beliau juga menegaskan bahwa tugas guru tidak hanya sebatas menyampaikan materi pelajaran di kelas. Guru adalah pelayan, pendamping, sekaligus pihak yang memanusiakan manusia. Kita hadir untuk membersamai siswa, membuka pola pikir mereka, serta membantu mereka memahami makna perjuangan dalam meraih kesuksesan. Menurut beliau, kualitas pendidikan akan terjaga ketika guru mampu membangun interaksi personal dan hubungan yang humanis dengan peserta didik. Nilai-nilai inilah yang menjadi inti dari Ngobrol Pendidikan Inspiratif hari itu.

Pada sesi diskusi, saya berkesempatan mengajukan pertanyaan tentang bagaimana mengelola emosi guru dalam menghadapi perilaku siswa. Prof. Uman menjawab dengan analogi yang sangat sederhana namun mendalam. Guru, kata beliau, harus bersikap seperti seorang dokter. Sebelum memberi “tindakan”, kita perlu melakukan diagnosis terlebih dahulu: memahami latar belakang masalah, mengidentifikasi penyebabnya, lalu menentukan pendekatan yang tepat. Pendekatan persuasif, dialog dari hati ke hati, serta pemberian kepercayaan kepada siswa menjadi kunci penting agar masalah tidak berkembang menjadi konflik yang lebih besar. Nasihat ini menjadi penguat nilai reflektif dalam Ngobrol Pendidikan Inspiratif.
Beliau juga mengingatkan agar guru tidak terburu-buru mengambil keputusan. Diskusi, berbagi pandangan dengan rekan sejawat, dan berpikir jernih sebelum bertindak adalah bagian dari profesionalisme pendidik. Dengan cara inilah, guru tidak hanya menyelesaikan masalah, tetapi juga menjaga kualitas diri dan institusi pendidikan agar tetap eksis dan berkembang ke arah yang lebih baik.
Sebagai penutup refleksi, kegiatan Ngobrol Pendidikan Inspiratif ini benar-benar memberikan energi baru bagi saya pribadi dan rekan-rekan guru di SMP MuAD. Bukan hanya soal ilmu, tetapi tentang nilai, sikap, dan kesadaran bahwa menjadi guru adalah perjalanan panjang untuk terus belajar, memperbaiki diri, dan menghadirkan pendidikan yang memanusiakan manusia.
