Catatan Harian – Hari ke–3: Mengikuti Konferensi Internasional di Seoul
Catatan Harian – Hari ke–3: Mengikuti Konferensi Internasional di Seoul

Catatan Hari ke 3 Mengikuti Konferensi Internasional di Seoul

Posted on

Halo teman-teman semuanya, pembaca artikel setia, kembali lagi bersama saya, Ady. Masih seputar cerita harian di Seoul, Korea Selatan. Hari ini—tanggal 27 Agustus 2025—itu hari ke-3 perjalanan saya, dan sangatlah spesial karena saya berkesempatan mengikuti konferensi Internasional di Seoul Dragon City…”

Saya menghadiri 10th International Conference on Global Citizenship Education (IConGCED) yang digelar pada 27–28 Agustus 2025, bertempat di Hanra Hall (lantai 3), Seoul Dragon City, Seoul, Republik Korea IconGCEdMission 4.7InstagramGCED Clearinghouse.

Tema utama tahun ini adalah “Democracy in the Post-Truth Crisis: The Role of GCED”, diadakan oleh APCEIU bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan Korea, UNESCO, dan MGIEP IconGCEdGCED CurriculumGCED Clearinghouse.

Acara dibuka dengan pemutaran video perjalanan 10 tahun APCEIU, yang memperlihatkan perkembangan dan dampak Global Citizenship Education (GCED) dari masa ke masa.

Dilanjutkan oleh perwakilan Kementerian Pendidikan Korea yang menyampaikan pentingnya peran pendidikan global dalam menghadapi tantangan zaman.

Kemudian, sambutan dari Direktur Utama APCEIU, mempertegas komitmen dalam memperkuat GCED.

Keynote Speakers

  • Joseph Kahne
    • Topik: “Educators as partisans for democracy: official agenda in a hyper-partisan age”.
    • Ia membahas bagaimana pendidik bisa menjadi penggerak demokrasi, meski berada di tengah polarisasi ekstrem.
  • Han Soong-hee
    • Topik: “Democracy in action: people’s power and learning amid political upheaval”.
    • Membuka wawasan baru terkait kekuatan rakyat dan pembelajaran saat menghadapi tantangan politik.

Sesi Panel – Plenary Session 1

  • Moderator: Jasmin B.Y. Sim
  • Panelis:
    • Kang Jeong-han
    • Francis L. Collins
    • Ketechi Kalu
    • Diya Baherjee
  • Tema diskusi: “Confronting post-truth related challenges and related challenges”.
    Fokus mereka adalah tantangan era post-truth—misinformasi, fakta yang tergeser oleh emosi, dan bagaimana GCED menjadi alat tangguh memperkuat kesadaran kritis dan solidaritas global.

Plenary Session 2

  • Judul: “Youth voices: bridging the post-truth divide through dialogue”.
  • Menekankan peran generasi muda dalam membangun kembali kepercayaan, dialog, dan demokrasi melalui pendidikan global.
  • Setelah plenary, terdapat sesi paralel yang lebih mendalam:
    • 1A: Mengembangkan empati melalui social-emotional learning—cara menghargai perbedaan dan memperkuat pemahaman bersama.
    • 1B: Democracy toolbox in a post-truth world—strategi praktis dan alat pendidikan yang bisa digunakan dalam menghadapi dunia yang dibanjiri informasi palsu.

“Konferensi ini luar biasa profesional—dihadiri pemikir dan penggiat pendidikan dari sekitar 19 negara. Apalagi diselenggarakan di hotel bintang lima di Seoul—Dragon City—semua terasa sangat istimewa…”

  • Pesan utama: GCED tidak hanya teori, tapi sangat relevan untuk membentengi demokrasi di zaman post-truth. Semua pembicaraan menguatkan pentingnya empati, literasi kritis, dan tindakan bersama.
  • Sebagai pengamat internasional: ini adalah pengalaman yang menginspirasi—menyatukan berbagai perspektif global demi masa depan pendidikan yang damai dan inklusif.

Setelah sesi berakhir sekitar pukul 16.00, saya menyempatkan diri untuk fun activity: makan siang bersama—menikmati hidangan variatif yang menambah keakraban antar peserta.

Saya juga mengabadikan momen lewat foto bersama—melengkapi catatan hari ini dengan nuansa hangat dan personal. Serta beberapa poin terpenting yang dapat saya catat antara lain:

Era post-truth: ditandai pergeseran nilai-fakta ke emosi—GCED menjadi alat penting dalam membentuk warga global yang kritis, empatik, dan bertindak untuk kebaikan bersama.Anonymous

Peran pendidik & generasi muda: keduanya adalah poros perubahan—baik sebagai pelaku dialog demokratis maupun penggerak transformasi sosial.Anonymous

Struktur konferensi: gabungan keynote, panel, dan sesi praktis memperlihatkan bagaimana teori digerakkan ke ranah praktik nyata.Anonymous