Belajar dari Kebiasaan Sederhana di Sekolah Korea: Disiplin, Kebersihan, dan Karakter yang Terbentuk dari Hal Kecil – Halo teman-teman semua! 👋 Kembali lagi bersama saya, Ady, guru Bahasa Inggris dari SMP Muhammadiyah Ahmad Dahlan Metro yang saat ini sedang mengikuti program pertukaran guru di Korea Selatan. Setelah kemarin (15 Oktober 2025) kami diobservasi oleh tim dari Kemdikdasmen RI dan APCEIU, hari ini, Kamis 16 Oktober 2025, kegiatan kami kembali normal. Saya kembali mengajar di kelas, melanjutkan topik minggu ini yaitu musik tradisional Indonesia. Melalui tema ini, saya berusaha mengenalkan kekayaan budaya kita kepada siswa Korea — mulai dari alat musik hingga nilai gotong royong yang terkandung di dalamnya. Namun, hari ini saya tidak hanya belajar tentang bagaimana mereka belajar di kelas, tapi juga tentang bagaimana mereka belajar dari kehidupan sehari-hari.

Budaya Disiplin di Kantin Sekolah
Daftar Isi
Saat jam makan siang tiba, saya menuju ke café area sekolah. Dari luar terlihat sederhana, tapi begitu masuk, suasananya sangat tertib dan bersih, mereka senantiasa untuk mengantri, tidak ada suara gaduh, tidak ada yang menyerobot antrian. Meskipun begitu, disini saya melihat beberapa siswa yang tengah menjadi “School Patrol”, yang membantu peran guru untuk membantu mengatur para siswa agar tertib dan rapih. Tentu saja untuk menu yang disajikan pun seimbang: ada nasi, sayur, lauk, buah, dan kadang ditambah jus, susu, atau puding sebagai sumber vitamin. Porsi mereka tidak berlebihan — cukup untuk kenyang, tapi tidak menyisakan banyak makanan. Dari sini saya langsung menangkap nilai penting: mereka diajarkan untuk mengambil secukupnya dan tidak menyia-nyiakan makanan.

Belajar Tanggung Jawab dari Cara Mereka Membuang Sampah
Setelah selesai makan, para siswa tidak langsung pergi. Mereka punya prosedur yang sudah menjadi habit:
- Sisa makanan dimasukkan ke wadah khusus.
- Piring, sendok, dan sumpit ditempatkan di tempat berbeda.
- Sampah plastik, kaleng, dan botol kaca dipisahkan sesuai jenisnya.
Tidak ada guru yang berdiri mengawasi, terkait dengan pemilihan siswa makanan namun tersedia tempat untuk melakukan hal tersebut, tentunya ini dilakukan atas kesadaran sendiri. Disinilah hal yang menurut saya penting dan saya luar biasa mungkin bisa kita terapkan — mereka tidak hanya disiplin karena aturan, tapi karena sudah menjadi budaya, dan sekolahpun mengambil andil utama dalam pendidikan karakter kepada para siswa. Setiap siswa tahu tanggung jawabnya, dan bahkan, kalau ada teman yang lupa menaruh wadah di tempatnya, siswa lain dengan ringan mengingatkan. Tidak ada teguran keras, hanya kebersamaan dalam menjaga keteraturan.
Petugas Kantin yang Sangat Profesional
Saya juga mengamati petugas kantin yang bekerja dengan sangat hygienic. Mereka memakai sarung tangan, masker, bahkan sepatu boot khusus. Semua proses pengolahan makanan dilakukan dengan hati-hati dan terstandar. Saya jadi berpikir, di balik makanan yang terlihat sederhana, ada dedikasi besar untuk menjaga kesehatan siswa. Ini juga bentuk pendidikan — mengajarkan anak-anak menghargai setiap proses, dari dapur hingga piring mereka.
Nilai yang Bisa Kita Bawa Pulang ke Indonesia
Dari hal sederhana di kantin ini, saya mendapatkan refleksi mendalam. Di sekolah kita mungkin, kita masih sering melihat sisa makanan berserakan di meja kantin, tempat sampah bercampur aduk, atau siswa yang makan tergesa-gesa tanpa kesadaran kebersihan. Bukan karena mereka tidak peduli, tapi karena kebiasaan baik itu belum benar-benar ditanamkan sejak dini.

Mungkin sudah saatnya kita, para guru, mulai menanamkan kebiasaan kecil tapi bermakna seperti ini di sekolah kita. Misalnya:
- Menyediakan tempat sampah terpisah untuk makanan, plastik, dan botol.
- Mengajak siswa untuk membersihkan meja makan setelah makan bersama.
- Menjadikan kegiatan makan siang sebagai bagian dari pembelajaran karakter — tentang tanggung jawab, kebersihan, dan kepedulian lingkungan.
Jika kita melakukannya dengan konsisten, lama-kelamaan itu akan menjadi budaya. Karena sejatinya, pendidikan karakter tidak hanya diajarkan, tapi dibiasakan.
Hari ini saya sadar, pendidikan bukan hanya tentang pelajaran di kelas, tapi juga tentang bagaimana seseorang memperlakukan lingkungannya. Di Korea, mereka tidak perlu berbicara banyak tentang disiplin, karena disiplin itu sudah hidup dalam keseharian mereka. Mereka tidak bicara panjang lebar tentang tanggung jawab, karena tanggung jawab itu sudah menjadi bagian dari rutinitas mereka. Mari kita mulai dari hal kecil, dari membuang sampah pada tempatnya, dari menghargai makanan, dari tertib saat makan bersama — maka sedikit demi sedikit, karakter besar akan tumbuh dari kebiasaan kecil. 🌱
