Sistem Pendidikan dan Mata Pelajaran di Sekolah Korea
Sistem Pendidikan dan Mata Pelajaran di Sekolah Korea

Sistem Pendidikan dan Mata Pelajaran di Sekolah Korea

Posted on

Halo teman-teman, kali ini kita lanjut lagi ke cerita berikutnya ya. Tepatnya hari keempat minggu ketiga, tanggal 18 September 2025. Seperti yang sudah saya sampaikan kemarin, hari ini saya mau berbagi sedikit tentang pelajaran-pelajaran dan sistem pendidikan di sekolah Korea yang saya rangkum di Sistem Pendidikan dan Mata Pelajaran pada artike ini ya.

Kalau dibandingkan secara umum, sebenarnya sekolah di Korea mirip juga dengan di Indonesia. Ada sekolah negeri dan ada sekolah swasta. Bedanya, di Korea untuk sekolah negeri sebagian besar biaya pendidikannya ditanggung pemerintah. Mulai dari jenjang elementary school (SD) 6 tahun, middle school (SMP) 3 tahun, sampai high school (SMA) 3 tahun, biaya sekolah pokok itu gratis untuk warga negara Korea.

Tapi tetap ada biaya tambahan ya, misalnya untuk kegiatan ekstrakurikuler, makan siang di sekolah, atau membeli buku dan bahan ajar. Jadi meskipun sekolah negeri gratis, orang tua tetap menyiapkan dana tambahan, walaupun tidak sebesar kalau sekolah swasta. Ini contoh menu makan siang kami di hari yang lain, wah luar biasa ya mantab sekali sangat bergizi.

Nah, kalau sekolah swasta di Korea, biayanya bervariasi. Biasanya sekolah swasta menawarkan program unggulan, misalnya fokus ke bahasa asing, seni, atau bidang akademik tertentu. Untuk jenjang SMP, sebagian besar masih ada subsidi, jadi biayanya tidak terlalu tinggi. Tapi untuk SMA swasta, memang orang tua perlu membayar lebih mahal dibanding sekolah negeri. Walaupun begitu, kalau dibandingkan dengan Indonesia, biaya pendidikan di Korea ini relatif lebih tinggi, terutama karena ada tambahan kursus di luar sekolah.

Secara kurikulum, kurang lebih sama dengan kita. Setelah 6 tahun di elementary, 3 tahun di middle, dan 3 tahun di high school, anak-anak melanjutkan ke universitas yang umumnya 4 tahun. Bedanya, dukungan dari pemerintah Korea itu cukup kuat sehingga kualitas pendidikan di sekolah negeri juga merata.

Yang menarik, di Korea budaya belajar anak-anaknya luar biasa serius. Pulang sekolah biasanya sekitar jam 4 atau jam 5 sore, tapi banyak siswa yang masih lanjut ke hagwon (학원), yaitu akademi atau tempat kursus tambahan. Di sana mereka belajar lagi sampai malam.

Kalau dulu, sekitar 5–10 tahun lalu, siswa Korea bahkan bisa belajar di hagwon sampai jam 12 malam atau 1 pagi. Tapi sekarang pemerintah sudah membuat aturan pembatasan. Jadi maksimal kursus malam hanya sampai jam 10 malam. Walaupun begitu, tetap saja anak-anak Korea terbiasa belajar lebih lama dibandingkan dengan kita di Indonesia.

Nah, sekarang kita masuk ke mata pelajaran. Di sekolah menengah (middle school) di Korea, termasuk di Wolseong Middle School tempat saya mengajar, ada sekitar 12 mata pelajaran inti yang diberikan kepada siswa. Daftarnya adalah:

  1. Bahasa Korea
  2. Matematika
  3. Ilmu Pengetahuan / Sains
  4. Bahasa Inggris
  5. Pendidikan Moral / Karakter
  6. Pendidikan Sosial (Sejarah & Geografi)
  7. Fisika / Ilmu Alam
  8. Seni (Musik & Seni Rupa)
  9. Teknologi & Praktik / Informatika
  10. Pendidikan Jasmani / Olahraga
  11. Ekskul Bahasa Asing (Foreign Language Club)
  12. Ekskul Kepemimpinan / Organisasi Siswa (Leadership Club)

Jadi totalnya memang 12, di mana 10 pelajaran merupakan kurikulum inti nasional, dan 2 lagi adalah kegiatan ekstrakurikuler yang diintegrasikan di Wolseong Middle School.

Selain itu, ada juga program khusus yang menarik, seperti kunjungan ke situs-situs bersejarah di Gyeongju untuk menumbuhkan kecintaan pada budaya lokal, program kebudayaan sekolah, hingga pertukaran pelajar untuk melatih bahasa asing sekaligus menambah wawasan internasional.

Itu tadi sekilas cerita tentang sistem sekolah, biaya pendidikan, dan mata pelajaran di Korea. Walaupun banyak kesamaan dengan Indonesia, di sini dukungan pemerintah sangat kuat dan budaya belajar siswa juga sangat disiplin. Anak-anak terbiasa belajar lebih lama, bahkan sampai malam. Ditambah lagi, sekolah-sekolah seperti Wolseong Middle School memberikan kesempatan kepada siswanya untuk berkembang lewat ekskul bahasa asing dan kepemimpinan.

Oke, cukup dulu cerita hari ini. Nanti saya sambung lagi dengan pengalaman berikutnya. Sampai ketemu di jurnal selanjutnya ya, teman-teman. See you!