Saya adalah seorang guru Bahasa Inggris yang sejak tahun 2018 mengabdi di SMP Muhammadiyah Ahmad Dahlan Metro (SMP MuAD).
Saya adalah seorang guru Bahasa Inggris yang sejak tahun 2018 mengabdi di SMP Muhammadiyah Ahmad Dahlan Metro (SMP MuAD).

Cerita Pengabdian Seorang Guru Bahasa Inggris di SMP MUAD

Posted on

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Perkenalkan, nama saya Ady Mifarizki. Saya adalah seorang guru Bahasa Inggris yang sejak tahun 2018 mengabdi di SMP Muhammadiyah Ahmad Dahlan Metro (SMP MuAD). Dalam tulisan ini, saya ingin berbagi kisah perjalanan saya sebagai seorang pendidik yang tidak hanya mengajar, tetapi juga tumbuh, belajar, dan membentuk diri bersama sekolah ini.

Cerita Pengabdian Seorang Guru Bahasa Inggris di SMP MUAD – Foto Bersama Kelas VII Ar Rohman Pertamakali Menjadi Wali Kelas

Awal Langkah: Dari Mahasiswa ke Dunia Nyata

Setelah lulus dari Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta pada tahun 2016, saya kembali ke kampung halaman dengan semangat baru. Saat itu saya belum menjadi guru tetap di sekolah manapun. Saya mengajar privat di lembaga kursus Bahasa Inggris di Kota Metro dan aktif dalam kegiatan sosial pendidikan. Saya juga menjalankan usaha kecil-kecilan berbasis digital marketing. Namun, ada perasaan yang mengganjal: saya ingin mengajar di ruang kelas formal dan menjangkau lebih banyak siswa.

Sebagai lulusan baru, saya sadar belum banyak pengalaman. Tapi saya percaya bahwa keberanian untuk mencoba adalah modal awal yang penting. Saya mulai mencari peluang untuk mengajar di sekolah, sembari terus mengasah keterampilan dan menambah pengalaman.

Kesempatan yang Dinanti: Bergabung dengan SMP MuAD

Akhir tahun 2017, saya mendapat kabar bahwa SMP Muhammadiyah Ahmad Dahlan Metro membuka lowongan untuk guru Bahasa Inggris. Sekolah ini tergolong baru, berdiri pada tahun 2015, namun sudah dikenal sebagai sekolah yang progresif dan punya visi besar. Tanpa pikir panjang, saya segera mengajukan lamaran.

Saya masih ingat saat proses seleksinya, lebih dari 10 kandidat ikut tes. Ada tahap seleksi berkas, tes tertulis, micro teaching, dan wawancara. Saya bersyukur bisa lolos semua tahapan tersebut dan akhirnya diterima menjadi bagian dari tim guru SMP MuAD.

Babak Baru: Adaptasi dan Tantangan Awal

Saya resmi bergabung pada Januari 2018. Karena masuk di tengah semester, saya belum langsung mendapat jadwal mengajar tetap. Namun, bapak kepala sekolah, Ustadz Ali Musyafa, melihat potensi saya di bidang digital marketing. Maka saya ditugaskan membantu tim promosi dan media sosial sekolah.

Saya sangat menikmati tugas ini. Saya mengelola akun Instagram dan Facebook sekolah, mengembangkan konten, serta membantu pengelolaan website. Saya merasa bisa memberikan kontribusi nyata di luar kelas, sembari menunggu giliran mengajar. Sekolah ini memberikan ruang bagi guru untuk berperan sesuai minat dan keahlian mereka. Hal inilah yang membuat saya merasa dihargai sejak awal.

Menjadi Wali Kelas: Tantangan yang Membentuk

Di tahun ajaran 2018–2019, saya mendapat amanah sebagai wali kelas Ar-Rahman, salah satu kelas unggulan. Ini adalah pengalaman pertama saya menjadi wali kelas, sekaligus menjadi titik balik dalam perjalanan saya sebagai guru.

Menghadapi siswa-siswa SMP yang baru lulus SD, dengan latar belakang dan karakter yang beragam, bukan perkara mudah. Saya harus belajar memahami emosi anak-anak, menjembatani komunikasi dengan orang tua, serta menyusun strategi pembelajaran yang sesuai. Belum lagi tantangan mengelola kelas besar, yang sangat berbeda dengan mengajar les privat.

Saya mulai membiasakan siswa untuk terbiasa dengan Bahasa Inggris sejak pagi. Siswa-siswa saya datang lebih awal, sekitar pukul 06.30, untuk drilling vocabulary atau hafalan kosakata. Program kecil ini ternyata berdampak besar pada peningkatan keterampilan bahasa mereka.

Bertumbuh Bersama Sekolah

Selain menjadi wali kelas, saya juga dipercaya membantu Pak De Jihad, Wakil Kepala Sekolah bidang Sarana dan Prasarana. Awalnya saya hanya membantu dokumentasi dan pelaporan, tapi lambat laun saya mulai paham tentang bagaimana manajemen sekolah bekerja.

Saya juga sempat tinggal di Pondok Pesantren Ahmad Dahlan, yang jaraknya cukup dekat dari sekolah. Di sana saya membersamai para santri, menjadi pengasuh harian, dan ikut membina karakter mereka. Pengalaman ini memperkaya saya secara pribadi, karena saya belajar tidak hanya mengajar, tapi juga membimbing dalam kehidupan sehari-hari.

Pada tahun 2019, saya mendapat kesempatan istimewa. Sekolah menugaskan saya sebagai utusan Pondok Pesantren Ahmad Dahlan Metro untuk mengikuti pelatihan instruktur di BPVP (Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas) Surakarta atau yang lebih dikenal sebagai BLK Surakarta. Pelatihan ini bertujuan untuk membekali saya agar dapat menjadi instruktur di BLKK Komunitas Ahmad Dahlan Metro. Ini adalah peluang besar untuk saya terus belajar, mengembangkan kompetensi, dan memperluas cakupan pengabdian saya kepada masyarakat.

Pada tahun 2020, saya diberi tanggung jawab tambahan sebagai Wakil Kepala Sekolah bidang Sarpras, menggantikan sementara Pak Dhi Jihad yang fokus pada akreditasi. Tugas ini memperluas pandangan saya tentang pentingnya sistem dan fasilitas dalam mendukung proses belajar-mengajar.

Tak berhenti di situ, saya juga dipercaya menjadi instruktur pelatihan di Balai Latihan Kerja Komunitas (BLKK) Ahmad Dahlan Metro. Di BLKK ini, saya membimbing peserta pelatihan yang ingin meningkatkan keterampilan kerja mereka, khususnya di bidang komunikasi Bahasa Inggris dan digital. Ini adalah pengalaman yang sangat bermakna karena saya bisa mengajar tidak hanya siswa sekolah, tetapi juga masyarakat umum yang ingin berkembang.

Budaya Sekolah yang Mendorong Inovasi

Salah satu hal yang paling saya syukuri selama di SMP MuAD adalah budaya sekolah yang sangat mendukung pengembangan diri guru. Sekolah ini bukan hanya fokus pada capaian siswa, tapi juga memberikan ruang bagi guru untuk terus belajar dan berkembang.

Saya diberi kebebasan untuk mengembangkan media pembelajaran, membuat konten digital, dan bahkan diminta menjadi pelatih dalam program pelatihan internal sekolah. Saya merasa bahwa sekolah ini mempercayai gurunya untuk berinovasi.

Fasilitas yang saya butuhkan, seperti kamera, tripod, dan alat perekam, diusahakan pihak sekolah untuk mendukung proses digitalisasi pembelajaran. Inilah yang membuat saya merasa “diwadahi” dan terus terpacu untuk berkreasi.

Pencapaian yang Terwujud Berkat Dukungan

Dari tahun ke tahun, saya terus mengikuti berbagai pelatihan dan kegiatan di luar sekolah. Di tahun 2023, saya mendapat kesempatan untuk mengikuti pelatihan STEM di Singapura. Tahun berikutnya, saya mendampingi siswa dalam program Student Exchange ke Malaysia dan Thailand.

Pada akhir tahun 2024, saya masuk dalam 5 besar inovasi guru terbaik di Jambore GTK Hebat Provinsi Lampung. Dan yang paling membanggakan, saya terpilih sebagai peserta dalam program Indonesian-Korean Teacher Exchange (IKTE) 2025, mewakili Indonesia sebagai duta budaya dan pendidikan.

Cerita Pengabdian Seorang Guru Bahasa Inggris di SMP MUAD – Sebagai Dokumentasi Praktik Baik di Dokumentasikan pada Media Lampung Geh Kota Metro

Saya yakin, tanpa dukungan SMP MuAD, pencapaian ini tidak mungkin saya raih. Sekolah ini memberikan izin, dukungan moral, bahkan logistik untuk mendukung perjalanan pengembangan diri saya. Sekolah ini percaya bahwa jika gurunya berkembang, maka murid-muridnya pun akan ikut maju.

Mengajar adalah Jalan Hidup

Menjadi guru bukan hanya tentang menyampaikan materi, tapi tentang mendampingi perjalanan tumbuh kembang siswa. Saya belajar bahwa setiap siswa unik, dan setiap kelas adalah ruang eksperimen yang penuh warna.

Saya ingin menjadi guru yang tidak hanya mengajar, tapi juga mengilhami. Saya ingin anak-anak yang saya bimbing punya semangat belajar seumur hidup, rasa ingin tahu yang besar, dan keberanian untuk bermimpi tinggi.

Dan saya bersyukur, SMP MuAD menjadi ladang subur untuk tumbuhnya mimpi-mimpi itu.

Untuk Guru-Guru yang Tak Pernah Berhenti Belajar

Cerita ini saya tuliskan bukan untuk pamer pencapaian, tetapi sebagai pengingat bahwa menjadi guru adalah proses yang tidak pernah selesai. Selalu ada hal baru untuk dipelajari, selalu ada cara baru untuk melayani lebih baik.

Saya berharap kisah ini bisa menginspirasi rekan-rekan guru, khususnya yang masih muda atau sedang mencari arah dalam profesinya. Mari kita terus belajar, berinovasi, dan menjaga semangat mengabdi.

Terima kasih untuk keluarga besar SMP MuAD, yang telah menjadi rumah kedua dan tempat saya bertumbuh. Semoga sekolah ini terus menjadi pelopor pendidikan yang berkemajuan, menghasilkan lulusan berdaya saing tinggi, dan mendidik generasi yang berakhlak mulia.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.